Organis, Electone dan Musik Gereja
Beberapa dari kalian pasti pernah atau masih memainkan electone atau organ. Electone berbeda dengan piano, keyboard atau pianika. Electone terdiri dari 2 buah keyboard dengan pedal bas di bawahnya. Setahu saya electone hanya dikeluarkan oleh 1 brand saja di dunia karena electone diciptakan dengan tujuan dapat memainkan sebuah orkestra lengkap hanya dengan 1 alat dan dimainkan oleh 1 orang saja.
Electone banyak digunakan di gereja-gereja sebagai pengganti pipe organ. Pipe organ biasanya hanya terdapat di katedral (saya sendiri belum pernah melihat lebih dekat), karena biaya perawat yang mahal dan hanya sedikit orang yang bisa memainkannya. Konon katanya hanya beberapa orang yang diijinkan untuk memainkannya. Electone menjadi pilihan untuk mengiringi misa karena harganya lebih murah dan mempunyai suara yang bisa diatur menyerupai pipe organ.
Buku acuan yang dipakai untuk mengiringi misa adalah buku Puji Syukur Organis/Not Balok yang dikeluarkan oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Bukunya sendiri terdiri dari 3 jilid, pembagiannya sama seperti dengan Puji Syukur Koor/4 suara. Jilid 1 berwarna hijau ada kumpulan tata cara penggunaan, lagu-lagu pembuka, Ordinarium (Tuhan Kasihanilah Kami, Kemulian, Kudus, Anak Domba Allah), Bapa Kami, dll. Jilid 2 berwarna merah maroon berisi lagu tematik seperti untuk saat Adven, Natal, dll. Jilid 3 berwarna biru berisi lagu bertema iman, pernikahan, dll. Puji syukur umat yang berisi 1 suara tidak bisa digunakan untuk acuan untuk mengiringi karena terlalu sederhana dan tidak merepresentasikan kemegahan sebuah lagu.
Cara memainkan electone untuk misa sangatlah berbeda dengan permainan biasa yang diajarkan oleh lembaga musik lainnya. Permainannya harus persis sama dengan yang tertulis di dalam buku Puji Syukur Organis/Not Balok tanpa boleh adanya sedikitpun aransemen. Inilah merupakan kesulitan bagi saya yang pernah mengalami pendidikan electone di lembaga musik yang mengutamakan aransemen.
Teknik bermain electone yang disajikan bukan berupa chord namun semua menggunakan not balok seperti toge. Saat ini belum ada pusat pelatihan organis yang resmi sehingga pasti ada beberapa organis masih salah dalam mengiringi musik gerejawi. Penggunaan suara selain organ pun dilarang, saya juga tau ada beberapa organis yang menggunakan iringan glockenspiel, gitar untuk mengiringi lagu bernuasa gamelan atau keroncong (untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di bagian awal Puji Syukur).
Saya menulis ini semata-mata untuk berbagi pengetahuan yang saya dapat selama pelatihan organis dari Pak Petrus Somba, perwakilan dari KWI yang melatih kami selama seminggu penuh. Bukan berarti saya mahir atau menggurui, saya juga masih belajar guys, saya juga masih melakukan peralihan dari chord ke puji syukur not balok.
Hanya sekadar info, saya terkadang mengalami kesulitan untuk memahami lagu, saya biasanya menggunakan bantuan lagumisa.web.id/ps.php
Saya menyukai situs ini karena bisa mendengarkan secara full keempat suara koor dan dapat menjadi pedoman untuk memainkan Puji Syukur Not Balok, namun untuk video, saya tidak bisa menggunakannya kecuali untuk lagu gregorian.
Musik gereja haruslah dimainkan dengan tujuan memuliakan Tuhan dengan cara yang benar dan sesuai aturan. Mari kita mengiringi misa untuk menyambut Tuhan yang datang dalam Ekaristi dengan musik dan iringan yang pantas dan layak. Selamat berkarya.
Komentar
Posting Komentar